Pages

Tuesday, November 9, 2010

Ibu Penjual Pecel Lele yang Bijak

Sebelumnya saya minta maaf karena telah menulis sedikit cerita tentang keluarga tukang pecel lele tempat saya biasa makan. Dan bukan bermaksud untuk nguping, tapi mau ga mau saya harus mendengar cacian dan makian mba ke anak mba karena saya punya kuping dan tidak mungkin saya makan pecel lele sambil tutup kuping. hehe ..

Ini pengalam pribadi saya sendiri yang mungkin memberikan dampak positif ke dalam diri saya, dan membuat saya termenung ketika makan sambil mendengar nasehat mba ke anak mba itu. Dan saya yakin para kalian pun juga dapat menerima ini sebagai hal yang positif.

Sudah beberapa kali saya makan pecel lele/ayam di warung pecel dekat rumah saya, dan beberapa kali juga saya mendengar sekaligus melihat mba-mba pecel bersama suaminya sedang memarahi anaknya, sebut saja nama anaknya Riki. Warung pecel lele pinggir jalan ini memang sangat ramah pelayanannya, harganya murah, dan rasanya juga cukup enak. Setiap malam warung pecel ini buka, dan yang berjualan sepertinya sebuah keluarga kecil yang terdiri dari bapak, ibu, dan 2 orang anak.

Pertama saya sedikit tidak nyaman dengan ulah anaknya yang paling kecil karena sering gigit-gigit kunci motor saya, kan bau jigong. hehe .. Tapi karena pelayanan dari bapak dan ibunya yang ramah saya jadi sering makan disana. Suatu hari, saya datang untuk makan di warung pecel itu. Ketika saya datang, saya melihat seorang anak lelaki berumur 8-10 tahun yang bernama Riki itu sedang di sidang oleh bapak dan ibunya. Karena saya makan disana, jadi saya mendengarkan apa yang mereka bicarakan. Hal ini tidak terjadi sekali dua kali, tapi terjadi beberapa kali.

Yang pertama adalah masalah si Riki di sekolah yang katanya bajunya di coret-coret sama temannya. Sampai si Riki kesal dan kembali mencorat-coret baju temannya. Tapi nasib si Riki ini sungguh sial, si korban yang bajunya di corat-coret melapor ke kepala sekolah sehingga kedua orang tuanya di panggil ke sekolah. Si ibu berkata kepada anaknya: "Makanya mas kalo ada yang berbuat jahat sama kamu tuhh kamu ga perlu dendam. Nanti juga Tuhan akan membalas semuanya." Si Ibu terus memberikan nasihat kepada anaknya, namun satu kata yang terlintas di fikiran saya adalah "Kita tidak boleh dendam sama orang yang berbuat jahat kepada kita, tapi berbuat baiklah kepada semua orang, karena nanti Tuhan yang akan membalas semuanya."

Yang kedua masalahnya beda lagi nih. Si Riki di katain cacat sama teman-temanya. Si Riki yang sudah geram ke temannya itu langsung memberikan tendangan ke kepala temannya itu, secara langsung temannya itu pun langsung tersungkur ke lantai. Kasus ini pun membuat orang tuanya mendapatkan surat panggilan ke sekolah lagi. Orang tua Riki merasa malu karena sudah sering dipanggil ke sekolah karena ulahnya yang nakal itu. Riki pun membela dirinya ketika dia di sidang di antara ayah dan ibunya sambil menggoreng ayam untuk saya makan. Terdengar pembelaan dari Riki yang begitu kesal karena Riki dicemooh oleh temannya. "Cacat" , itulah kata-kata yang tidak bisa di terima oleh Riki sehingga dia menendang temannya hingga jatuh ke lantai. Bijaknya seorang Ibu saya rasakan disini. Mba pecel lele itu bilang ke Riki "Kamu memang tidak terlahir sempuna, tapi ini semua Tuhan yang berikan jadi kita harus terima ini sebagai kelebihan bukan kekurangan ". Kata-kata itu yang membuat saya sedikit menghentikan unyahan nikmatnya ayam goreng yang berada di dalam mulut saya.

Sudah lama saya tak makan ke warung itu lagi, sampai akhirnya saya pun memutuskan untuk makan malam disana. Ehh ga taunya tuhh anak lagi di sidang lagi sama orang tuanya. Saya berfikir, pasti ini anak bikin masalah lagi di sekolahnya. Tebakan saya pun benar, lagi-lagi saya harus mendengarkan seorang ibu yang bijak sedang memberikan nasehat kepada anaknya. Kasusnya disini si Riki pukul perut temannya yang membuat orang tuanya kembali dipanggil ke sekolah. Si Riki dikatain mirip tukul. Mau ketawa juga sihh ngeliat si Riki ngotot bilang ke ibunya kalo dia ga mirip sama tukul. Kalo dilihat sepintas yaa memang mirip. hehe .. Wajah polos dan tingkah laku adenya yang masih berumur 3 tahun kadang membuat dia tertawa di sela-sela persidangan tersebut. Ibu yang bijak itu pun bilang ke Riki "Yaa memang kenapa kalau kamu dikatain mirip sama Tukul?? Tukul duitnya banyak, terkenal. Harusnya kamu berdoa semoga Saya menjadi orang yang sukses seperti tukul, bukannya marah dikatain mirip tukul". Saya langsung menilai kata-kata mba pecel lele itu selama ini benar juga yaa. "Kerja keras dan berdoa akan membuat kamu jadi orang sukses", begitu kata si Ibu.

Intinya selama ini saya mendapatkan nasehat yang memebrikan dampak positif kepada saya, walaupun tujuan dari nasehat itiu ditujukan kepada anak seorang mba penjual pecel lele. Ini nasehat yang saya dapat dan saya ingat di warung pecel itu:
1. Jangan pernah dendam terhadap orang yang berbuat jahat kepada kita.
2. Tidak ada yang sempuna, nikmatilah apa yang Tuhan berikan sebagai anugrah.
3. Kerja keras dan berdia akan membuat kita menjadi orang sukses.

No comments:

Post a Comment